Bapak Syamsul, seorang petani lada dari Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, memandang masa depan pertanian lada putih dan hitam dengan optimis. Ia dan 3.000 petani lada yang tinggal di wilayah Sambas, percaya bahwa keberlanjutan pertanian lada dapat dicapai melalui modernisasi teknik budidaya lada yang diteruskan ke generasi selanjutnya.
Pertanian Lada di Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah yang semakin berkembang dan diakui sebagai salah satu sentra produksi lada di Indonesia. Pada bulan Juni 2020, ekspor lada Kalimantan Barat bernilai $6,29 juta dolar. Kalimantan Barat memiliki 18.000 petani yang membudidayakan lada putih dan lada hitam. Namun, masih terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh para petani lada di wilayah ini, yaitu produktivitas dan pendapatan yang rendah. Hal ini disebabkan karena petani hanya mengandalkan satu komoditas saja, yaitu lada hitam dan lada putih, sementara harga lada masih tergolong relatif rendah dalam beberapa tahun terakhir. Petani lada juga terbatas pada metode pertanian yang tradisional, yang belum dapat menghasilkan lada dengan kuantitas dan kualitas yang optimal.
Teknologi Modern untuk Keberlanjutan Produksi Lada Lintas Generasi
Menurut Pak Syamsul, petani lada di Kabupaten Sambas masih mengadopsi teknik budidaya lokal.
“…yang kita kerjakan masih budidaya lokal. Masih dari keturunan. Ilmunya pun masih dari nenek-nenek moyang dulu. Belum punya teknologi yang modern”
Pengetahuan budidaya yang baru diperoleh dengan studi banding ke petani lada lainnya dengan ladang yang lebih sukses, lalu berbagi pengalaman mengenai metode yang berhasil dan metode yang gagal. Namun, cara belajar secara tradisional ini belum tentu dianggap praktis bagi para petani muda yang menjadi bimbingan Pak Syamsul.
“Kebetulan kemarin kita sudah bantu juga kelompok pemuda tani yang Alhamdulillah anak-anak yang masih kuliah itu kita kasih motivasi bikin kelompok milenial”
Pak Syamsul meyakini bahwa tanpa adanya generasi penerus yang melanjutkan budidaya lada, maka akan berkontribusi pada meningkatnya pengangguran di wilayah tersebut. Oleh karena itu, mewariskan pengetahuan tentang pertanian lada kepada generasi muda sangat penting untuk keberlanjutan pertanian lada di wilayah Sambas. Selain memastikan keamanan pangan dan pekerjaan, produksi lada putih dan hitam juga dapat menarik generasi petani penerus.
Harapan Kemajuan Teknologi dalam Produksi Lada
Bapak Syamsul sangat berharap akan adanya teknologi baru yang dirancang khusus untuk pertanian lada - sebuah alat yang dapat memodernisasi pengetahuan tradisional Pak Syamsul dan petani lada lainnya dalam budidaya lada. Ia berharap bahwa harga lada Kalimantan Barat akan terus meningkat, yang memerlukan pengembangan kualitas lada yang diproduksi.
“…mudah-mudahan harapan saya kepada pihak yang terkait tolong dikasih bimbingan, dikasih arahan dan juga dikasih informasi teknologi yang terbaru supaya bisa mendobrak harga lada dan memotivasi petani-petani millennial untuk keberlanjutan petani kita di Indonesia”
Inovasi teknologi yang dapat memberikan pengetahuan mengenai Good Agricultural Practices (GAP), saran pengelolaan pertanian, pemantauan dan pengendalian hama dan penyakit, analisis kondisi cuaca, dan tren harga lada perlu disediakan untuk mendukung kebutuhan para petani lada. Dengan demikian, teknologi modern memiliki sarana untuk memberdayakan petani, meningkatkan kesejahteraan, dan memotivasi generasi muda dalam melanjutkan usaha pertanian lada.