Kalimantan Barat merupakan daerah yang mulai mendapat perhatian dalam pertanian lada karena potensinya yang semakin meningkat. Lahan pertanian lada mengalami pertumbuhan setiap tahunnya, mencapai 7.154 ha pada tahun 2017. Lada menjadi salah satu komoditas pertanian strategis bagi Provinsi Kalimantan Barat, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Perkebunan 2014-2025, lahan pertanian lada ditargetkan seluas 50.000 ha. Hal ini disebabkan pertanian lada memiliki beberapa keunggulan, yaitu ketersediaan teknologi budidaya lada yang efisien, biaya produksi yang lebih rendah, dan terdapat banyak peluang untuk melakukan diversifikasi produk jika harga lada turun.

Pertanian lada tersebar di 10 kabupaten, dengan Bengkayang menjadi kabupaten dengan produksi lada terbesar. Kabupaten Sambas dan Sanggau juga merupakan dua kabupaten lada terkemuka di Kalimantan Barat. Ekspor lada dari Kalimantan Barat mencapai $6,29 juta pada Juni 2020, dengan 18.344 petani terlibat dalam memproduksi lada hitam dan putih. Potensi ekspor lada dari provinsi ini juga mendapatkan daya tarik dari pemerintah daerah dan nasional, di mana pendampingan dalam peningkatan kualitas pertanian, akses pasar, dan produksi semakin meningkat. Kementerian Pertanian Indonesia telah memfokuskan pendampingan pada kualitas lada untuk mencapai tingkat ekspor, dan aksesibilitas pasar diperluas ke beberapa negara strategis. Distribusi benih lada dan kemajuan teknologi dalam budidaya lada juga telah dilakukan, khususnya kepada petani di wilayah Sambas.

Tantangan yang Dihadapi Petani Lada Kalimantan Barat

Menurut Jhon David, peneliti dari Pusat Riset Teknologi Pertanian Kalimantan Barat, tantangan yang dihadapi petani lada di Kalimantan Barat adalah produktivitas yang rendah dan pendapatan yang rendah. Petani hanya mengandalkan satu komoditas pertanian, sedangkan harga lada di Kalimantan Barat tergolong relatif rendah. Selain itu, petani masih menggunakan teknik budidaya tradisional, sehingga kuantitas dan kualitas hasil lada belum optimal. Usaha tani lada juga dilakukan secara monokultur, dan integrasi antara pertanian lada dengan peternakan masih belum dilakukan oleh sebagian besar petani.

Peluang Digital Farming di Kalimantan Barat

Perkebunan lada Kalimantan Barat sedang dalam perjalanan menuju pertanian komersial skala besar, yang akan memungkinkan pertanian lada menyerap teknologi baru, mengurangi pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan. Inovasi teknologi dapat membantu mempercepat petani dalam menghasilkan lada berkualitas ekspor, dan dapat menjadi sarana peningkatan produktivitas melalui penyebaran ilmu pengetahuan. Melalui Aplikasi SpiceUp, petani diperkenalkan kepada Good Agricultural Practices (GAP), di mana petani bisa mendapatkan materi tentang bagaimana sebaiknya petani memilih benih terbaik, mengolah hasil lada, mengendalikan hama dan penyakit, dan menyimpan hasil lada kering. Memperkenalkan aplikasi digital yang mudah diakses dan digunakan juga dapat membantu petani menghasilkan lada dengan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, mempersiapkan petani untuk ekspor, dan mengelola kebun lada dengan lebih efisien.

Bagikan